Saya cuba untuk kembali menulis tetapi saya hilang kata-kata, kontang dan bingai.Sejak akhir-akhir ini, saya selalu memaksa diri untuk menulis, tetapi setiap kali juga bila memegang buku nota, semua idea-idea dan ungkapan yang terapung bagai awan hujan pada awalnya akan hilang dan gagal saya catatkan untuk rintik menjadi karangan .Ianya akan datang kembali,berbayang-bayang ketika mata mula letih dan layu.Sekali lagi, saya masih gagal menangkap dan menterjemahkan idea ini,lalu iapun segera hilang.
Suatu malam yang dingin,ketika sedang berkira-kira untuk membaca May 13: Declassified Documents on the Malaysian Riots of 1969, idea itu datang kembali .Terlalu kasar ia menangkap jiwa,ganas menghumban nafsu dan meronta-ronta minta keluar dari saraf otak.Lalu saya catatkan begini “Dan semua ini membuatkan aku mulai bosan. Hidup dalam lingkungan yang membuntukan,menyesakkan kesabaran ke tahap tinggi danberasakan kesabaran ini makin sukar di bendung.Hidup dalam sekangkang kebodohan,yang di cedok dari kesombongan orang lain, menjadikan aku antara mangsa yangkian di himpit.Gelodak kemarahan yang semakin memaksa dalam diri untuk bersuara.Kemurungan jugabisa membunuh jiwa aku,kelembapan untuk bertindak mencantas kemampuan aku.Di tenatkan lagi dengan sikap manusia yang melelahkan, bantuan di pinta di sangka bebanan...”.
Usai melengkapkan catatan ini, kesayuan pada dingin malam berganti dengan
renungan kosong pada manik hujan yang menimpa bumbung kereta.Puntung rokok yang masih menyala sengaja saya campakkan ke luar tingkap,jatuh menimpa air hujan yang mula bertakung. Jelas di lihat dari tingkap yang sengaja saya biarkan terbuka-air hujan dan puntung rokok tadi hanyut di bawa ke dalam longkang yang sebak,sesak dan sendat - angin yang menyerbu masuk membuatkan tubuh terketar menahan sejuk.Saya kembali membuka buku nota dan bayang kata-kata itu datang lagi.
"Aku manusia waras,di kurniakan akal juga jiwa dan bukankah Allah itu Maha
Pengampun.Lalu, apa lagi yang perlu aku khuatiri?Bukankah hidup dan mati itu ketentuanNya?Dan hidup ini juga adalah ehsan dariNya,di lontarkan masalah,bukan bebanan tapi ujian".
renungan kosong pada manik hujan yang menimpa bumbung kereta.Puntung rokok yang masih menyala sengaja saya campakkan ke luar tingkap,jatuh menimpa air hujan yang mula bertakung. Jelas di lihat dari tingkap yang sengaja saya biarkan terbuka-air hujan dan puntung rokok tadi hanyut di bawa ke dalam longkang yang sebak,sesak dan sendat - angin yang menyerbu masuk membuatkan tubuh terketar menahan sejuk.Saya kembali membuka buku nota dan bayang kata-kata itu datang lagi.
"Aku manusia waras,di kurniakan akal juga jiwa dan bukankah Allah itu Maha
Pengampun.Lalu, apa lagi yang perlu aku khuatiri?Bukankah hidup dan mati itu ketentuanNya?Dan hidup ini juga adalah ehsan dariNya,di lontarkan masalah,bukan bebanan tapi ujian".
Malam itu, ketika kedua-dua jarum jam bersatu saya masih merenung pada longkang yang sebak,pada lopak air yang bergenang dan sesekali memandang jauh ke hujung langit mengharapkan perjalanan hidup ini terus di berkatiNya.....
1 comment:
Sdr Shahrul,
Salam kenal. Saya gembira bertemu rakan pencinta buku. Kita juga berkongsi koleksi buku yang hampir sama!
Moga sdr terus rajin menulis berkongsi ilmu di sini.
Post a Comment