Kalau pun bukan mainan tidur, tapi sekurang-kurangnya mimpi menjadi pengubat rindu paling tua dalam hidup saya.
Saya bermimpi, menyulam dengan rindu dan terlerai setelah menyapa dengan penuh ketertiban dan kecermatan maha tinggi. Mimpi-mimpi indah yang sebegitu romantis sifatnya sering di takungkan supaya tidak terkocak dan terlepas sebelum menemui penyudahnya, harapnya yang mengenakkan.
Saya bukannya mimpikan sang Puteri Natya Shastra di negeri Katari yang sedang menyaksikan amukan Silantra memburu Tok'ra, itu sesuatu yang di luar ruang mimpi tetapi halusinasi maha pelik.
Saya cuma mimpikan satu titik pertemuan yang meleraikan rasa rindu, belaian jiwa dan memenuhi kekocakan hati.
Bukankah mimpi itu sering di khayalkan?
No comments:
Post a Comment